Jumat, 11 Desember 2015

PEMIMPIN IMPIAN



PEMIMPIN IMPIAN

                                                    Oleh: Faza Firjatullah A/VIII UMAR

Orang ini lahir dan tinggal di Sumatra Barat. Dia  adalah orang yang dari kecil selalu patuh kepada kedua orang tuanya, sekali membantah rotan siap mengenainya. Biasanya dia memanggil orang tuanya dengan panggilan aba’ dan ama’. Aba’ adalah panggilan dari bapak dan ama’ panggilan dari ibunya. Sosok inilah yang sampai sekarang masih membanting tulang untuk memenuhi kebutuhan keluarganya dari saya dalam kandungan hingga sekarang. Sosok ini adalah ayahku, dia adalah anak bunsu kedua orangtuanya. Mungkin dari sebagianteman-teman saya ada yang mengenali namanya. Dia mempunyai dua orang anak. Anak pertama dari dua anaknya tersebut adalah saya.

Masa lalunya amatlah bisa diteladani oleh kedua anaknya yang masih muda dan kehidupan nya amat jauh berbedan dengan kedua anaknya. Dari kecil, ia sering membantu orangtuanya mencari uang, mulai dari menjual makanan, berternak, mencari kayu bakar untuk memasak, dan masih banyak lagi. Saat seumuran saya, dia sekolah jauh dari orang tuanya dan tinggal di semacam asrama. Di sana dia masak sendiri, nyuci sendiri, pokoknya serba sendiri.

Setiap hari sabtu, dia pulang. Tetapi tidak untuk bersantai-santai melainkan untuk membantu kedua orang tuanya di rumah. Dia tidak lama di rumah karena dia harus kembali menuntut ilmu dan dibekali rendang yang awet sampai tiga hari. Tetapi waktu terus berjalan dan tiba dia merantau untuk melanjutkan pendidikannya di dekat rumah kakaknya yang tinggal di Bekasi, dia juga bekerja disana dan bertemu dengan seorang wanita yang sampai sekarang kupanggil “bunda”. Dan kini anak bungsu itu menjadi orang yang sukses. Yang mengajari kedua anaknya bagaimana bersikap atau berakhlak baik kepada orang lain, yang tua maupun yang muda. Dan tidak pernah mengeluh dengan apa yang dia lakukan selama ini.

Itulah cerita masa lalu anak yang selalu patuh dan selalu menghormati kedua orang tuanya. Yang selalu ia ceritakan kepada kedua anaknya untuk diteladani. Dan sekarang ia tinggal di Bekasi. Walaupun ada sifat-sifat negative yang tidak saya ceritakan diatas tetapi saya bersyukur karena telah di beri pemimpin yang baik oleh Allah swt. Dan bersyukur karena telah diberi kehidupan yang berkecukupan. Kalau orang ini tidak di ajarkan berakhlak mulia oleh kedua orang tuanya, saya pasti tidak bisa bersekolah di sekolah yang membanggakan ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar