Rabu, 13 Juli 2016

Perahu Kertas



Perahu Kertas
Isham M. Qais
Ku bahagia...
Kau telah terlahir di dunia...
      Dan kau ada...
      Di antara milyaran manusia...
Dan ku... bisa...
Dengan radarku...
Menemukanmu...

Itulah sebagian lirik reff dari lagu ini. Ya! Perahu Kertas! Aku pikir kalian semua pasti sudah mengetahui lagu ini. Apalagi mereka-mereka yang keadaan hatinya dalam kondisi “musim semi”, lagu ini sangat pas untuk menemani perjalanan mereka. Lagu ini dipopulerkan oleh seorang gadis belia, multitalenta, cantik jelita, bernama Maudy Ayunda. Lagu yang dirilis sekitar tahun 2013 ini sudah berhasil mendapatkan banyak award. Salah satunya, penghargaan aransemen terbaik. 
Lagu ini terdengar sangat merdu di telinga. Petikan-petikan alat musik bersenar secara perlahan, ditambah suara not-not balok piano yang dimainkan jari-jari secara bergantian dan penambahan-penambahan sound effect yang lembut menjadi latar dari musik ini. Dan, pengombinasian penyanyian lagu ini dengan penjiwaan sang Penyanyi yang mendalam membuat makna dari lagu ini tersampaikan ke hati.
Lagu ini juga dijadikan sound track sebuah film. Perahu Kertas, ini judul filmnya. Judul film dan sound track-nya memang sama, demikian juga dengan tokoh pemeran utamanya, Maudy Ayunda. Aktris yang memiliki “gigi kelinci” yang menjadi salah satu kekhasannya ini, juga beradu akting dengan aktor muda berparas menawan bernama Adipati Dolken.
Dikisahkan, mereka berdua adalah sepasang sahabat yang sangat dekat dari kecil. Semua kejadian dan kenangan sudah mereka lalui dari masih kanak-kanak. Bahkan, keluarga mereka juga menjalin hubungan yang sangat dekat bagaikan saudara kandung.
Kemudian, ketika mereka sudah menduduki bangku kuliah, bunga-bunga asmara mulai tumbuh diantara mereka. Di bagian inilah masalah-masalah mulai muncul. Konflik yang paling utama adalah kecemburuan di antara mereka. Itulah sedikit sinopsis dari film Perahu Kertas. Tapi, makna dari lagu yang beralun mellow ini sebenarnya adalah, tujuan/keinginan sang Kekasih terhadap hubungan asmara mereka berdua.
Cinta. Semua kaum adam maupun hawa pasti ingin merasakan apa yang dinamakan C.I.N.T.A. Hidup ini akan terasa hambar bila tanpa adanya cinta, dan cinta akan menjadi “gula” sebagai penyempurna rasa di dalam kehidupan. Kita semua disatukan dengan rasa cinta, dan menjadikan kita semua saudara yang saling menyayangi.
Aku juga ingin merasakannya, karena ini sudah menjadi fitrah sebagai manusia. Begitu juga kakek-nenek buyutku yang disatukan kerena cinta, lalu ke anaknya... anaknya... dan anaknya... anaknya lagi... lalu akhirnya cinta itu turun kepada kedua orangtuaku. Lalu, lahirlah ke dunia 3 buah hati yang sangat mereka cintai. Kakakku, aku, dan adikku. Sempurnalah sebuah keluarga.
Rasa cinta tidaklah selamanya akan tersampaikan dalam bentuk kasih sayang, kelembutan, belaian tangan dan hadiah. Kedua orangtuaku sangatlah sayang dan ingin melindungiku dari hal-hal negatif yang terdapat di dalam sesaknya dunia ini. Ketika kami jalan-jalan dengan perasaan yang riang, bertamasya keluar kota, atau saat makan bersama di restoran, aku dapat merasakan kehangatan rasa cinta kedua orangtuaku yang mereka berikan kepada anak-anaknya.
Tapi, ketika dulu aku dijewer karena aku tak mau makan siang, ketika dulu aku “diancam” tidur di teras rumah hanya karena tidak tidur siang, atau ketika aku dimarahi sampai aku menangis karena nggak mau belajar, ngerjain PR dan tidak menuruti nasihat orangtuaku. Aku sempat berpikir,”Kenapa sih, Ummi marahin aku terus?” atau ”Kenapa sih, abi ngejewer aku, emang nggak sakit apa?” dan semua penolakan-penolakanku terhadap omelan-omelan keduanya. Itulah yang dulu terdapat di dalam benakku. Tapi kini, semenjak hatiku sudah tegar dan kuat, persaanku sudah mulai kuat dan pikiranku sudah mulai tumbuh dewasa, aku mengerti apa yang diinginkan kedua orangtuaku dari “1001 nasihat” yang diberikan kepadaku. “Malaikat-malaikat pelindungku”  hanya ingin aku menjadi manusia yang mandiri, taat ajaran islam, sukses, menjadi insan berguna, berbakti kepada orangtua dan semua hal-hal positif untuk kehidupan nanti di hingar-bingarnya dunia.
Di dunia, aku dapat dilindungi, dinasihati dan terhindar dari pergaulan bebas di luar sana. Namun, kedua orangtuaku tahu bahwa aku tidak akan selamanya berada di dalam kehangatannya lingkungan rumah. Mereka berusaha untuk menjadikanku seseorang yang sukses, tapi tetap seorang anak yang shalih dan berbakti kepada orangtua. Solusinya adalah memasukanku ke sekolah Boarding/pesantren. Dan akhirnya, SMPIT ASSYIFA Boarding School adalah pilihan terbaik yang diberikan ALLAH SWT.
Dan, mulai sekarang, aku bertekad untuk membanggakan dan “menyuburkan” segala harapan orangtuaku yang sejak dahulu “ditanamkan” di dalam diriku. Aku belajar serius, berusaha hidup irit, mendapatkan sebanyak-banyaknya hafalan Al Quran dan tidak bermalas-malasan agar aku tidak menumbuhkan rasa penyesalan terhadap kedua orangtuaku.
Dan, yang terpenting adalah, mencoba menahan rasa cintaku terhadap kaum hawa. Karena, masa ini adalah masa memuncaknya cinta! Aku akan belajar penuh keseriusan dulu. Lirik lagu ini menjadi motivasi ku dalam hal ini. Semua manusia sudah mempunyai takdirnya sendiri dalam masalah perjodohan. Sekarang, kita hanya perlu menjalani kehidupan dengan semangat. Dan nanti, bila sudah waktunya, Tuhan akan mempertemukan kita di waktu dan tempat yang tidak kita ketahui dan sangka-sangka.
Pokoknya, lagu ini Top of The Best...! Dan aku akan “menggunakan” lagu ini, nanti.... bila memang sudah waktunya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar