Selasa, 17 November 2015

MY BROTHER


 

 MY BROTHER
oleh M. Rofi Hanif/VIII Umar

  
Setiap orang pastilah memiliki cita – cita atau tujuan hidup yang sangat besar dan baik. Namun, cita cita setiap orang pasti akan berubah – ubah sama halnya dengan diriku sendiri yang sejak kecil memiliki cita cita ingin menjadi seorang dokter dan sekarang telah berubah ingin menjadi seorang pilot. Namun berbeda dengan sesosok pemuda yang sejak kecil hingga kini memiliki cita cita yang sama yaitu TNI atau tentara. Pemuda kelahiran Tangerang tepatnya pada tanggal 13 November 1999 ini selalu menjawab “tentara” saat ditanya “Mau jadi apa kamu dewasa nanti?” Itulah hal yang paling kuingat dari sosok pemuda tersebut.

Mungkin kalian tidaklah kenal dengan pemuda yang kubicarakan tadi karena memang dia bukan anak seorang selebritis dan bukan juga anak seorang pejabat ternama. Pemuda itu adalah kakakku sendiri yang bernama Muhammad Rommy Novandri. Sejak kecil pemuda ini memiliki bentuk badan yang pendek, gendut, dan memiliki warna kulit yang lumayan hitam sehingga aku biasa memanggilnya “Aa gendut”. Sejak kecil kami berdua selalu dibanding – bandingkan dan banyak yang bilang memang adiklah yang selalu lebih baik daripada kakaknya. Dari segi prestasi akademik maupun tahfiz aku selalu lebih baik dari kakakku. Tapi itu dulu, berbeda dengan sekarang. Namun untuk akhlak, kakakkulah pemenangnya. Ia adalah orang yang penyabar, baik, penurut, dan jarang sekali aku melihatnya marah.

Pemuda itu memulai pendidikannya di TK Pertiwi yang jaraknya lumayan jauh dari rumahku. Setelah 1 tahun kakakku bersekolah di TK,  akhirnya ia lulus dan melanjutkan ke SDIT Al Fatih 1. Di SD tersebut ia adalah salah satu dari 60 murid yang menjadi angkatan pertama. Setelah 6 tahun di SD akhirnya ia lulus dan melanjutkan ke SMP yang sama. Untuk SMA ia memilih Taruna Nusantara di Magelang. Namun karena terlalu jauh dan biaya yang mahal, ia pun menghentikan niatnya untuk bersekolah di sana dan memilih untuk hijrah ke Subang tepatnya di SMAIT As-Syifa Boarding School.

Sejak kecil ia selalu mendapatkan ejekan dari teman – temannya karena bentuk tubuhnya yang pendek dan gendut. Namun ia selalu bersabar atas ejekan ejekan yang  ia terima dari teman – temannya. Dan saat SMP ia mempunyai niat untuk berubah. Awal perubahannya adalah lebih sering berolahraga dan olahraga yang ia pilih adalah basket. Setelah 1 tahun ia bermain basket akhirnya ia berubah dari sosok pemuda yang bertubuh gendut, pendek dan memiliki warna kulit lumayan hitam menjadi seorang pemuda  yang memiliki tubuh pas di seumurannya. Dan lebih ajaibnya lagi,  ia kini di SMAIT As-Syifa Boarding School menjadi salah satu bagian di tim basket dan telah mengikuti beberapa lomba walaupun belum pernah menjadi juara. Selain itu ia pun jago beatbox walau hanya latihan dengan laptop milik ayahku.

Banyak sekali pelajaran yang bisa kuambil dari kisah hidupnya. Ia selalu memberikan dukungan kepada ku untuk mengejar segala keinginan dan impianku. Fisik memang bisa menjadi hambatan untuk kita mengejar segala impian kita. Namun kalau kita memiliki niat dan tekad yang tinggi untuk mengejar impian itu fisik tidak akan lagi menjadi sebuah hambatan untuk mengejar segala impian yang kita inginkan.

“Di As-Syifa jangan buat kasus, bahagiain umi abi, begitu kata kakakku Muhammad Rommy Novandri .

Tidak ada komentar:

Posting Komentar