Senin, 11 Januari 2016

KEKURANGAN BUKAN JADI ALASAN UNTUK GAGAL



KEKURANGAN BUKAN JADI ALASAN UNTUK GAGAL
Oleh: Faris Taqiyyuddin 8 Ali

    Anaknya nakal, suka usil, cerewet, tetapi dia rajin dan tekun. Bocah ini merupakan anak kelahiran Karanganyar, Solo pada 11 Maret 2003. Merupakan anak pertama dari pasangan Benny Tri Wahyudi dan Erna rustianti kini tinggal di Cirebon Selatan dan kedua adiknya yang bernama Irfan Aqil Shiddiq yang masih duduk di bangku kelas 6 SD dan Nayla Aulia Savina yang masih TK. Sekarang ia duduk di bangku kelas 2 SMP tepatnya di SMPIT As Syifa Boarding School, Subang. Ya, itulah dia Faris Taqiyyuddin yang biasa di panggil “fataq” oleh teman-temannya sebenarnya ia tidak mau di panggil Fataq ya tapi harus gimana lagi. Mari kita bahas kisah hidupnya! CEKIDOT.
     Kisah hidupnya berliku-liku mulai dari kelas 5 SD ia selalu menjadi bahan bullyan temannya hingga tidak ada teman yang mau menemaninya. Dan ia selalu di hina sebagai “Bocah Penyakit” karena di setiap harinya ia selalu lesu di setiap pelajaran, sebab itu tidak ada teman yang ingin menemaninya karena takut tertular dengan sifatnya. Selain itu ia juga mempunyai kekurangan Yitu setiap ia bangun tidur ia selalu kesiangan sehingga ia sering terlambat datang ke sekolah dan akhirnya ia pun sering di marahi oleh gurunya dan menjadi bahan tertawaan temannya.(opini)
       Walaupun begitu ia mempunyai banyak kelebihan. Terutama saat ia mulai duduk di bangku kelas 6 SD. Prestasi-prestasinya di kelas 6 mulai meningkat, sebenarnya dari kelas 3 SD dia selalu menjadi bintang di kelasnya. Tetapi saat ia di kelas 6, prestasinya bukannya menurun justru malah meningkatdan makin membaik hingga teman dan gurunya tercengang “anak seperti ini kok bisa”itulah yang ada di dalam hati mereka.
     Yang membuat ia semangat adalah ia berfikir bahwa usianya lebih muda 1 atau 2 tahun daripada teman-temannya ia lahir 2003 sedangkan teman-temannya 2002 dan 2001. Progressnya kian membaik juara-juara juga ia raih yaitu ia memenangkan lomaba futsal bersama teamnya dengan mendapat piala perunggu atau juaara 3, lalu ia memenangi lomba CCM se-Cirebon. Dan ia akhirnya mendapat gelar murid terbaik sehingga gurunya pun bangga dengannya dan akhirnya banyak teman yang dekat dengannya. Ketika di As Syifa prestasinya tetap ia pertahankan ia menjadi peserta OSN Matematika, tetapi ia gagal menjuarai lomba tersebut. Selain itu ia mendapat rangking 2 ketika pembagian raport kenaikan kelas. Dalam bidang tahfidzul qur’an hasilnya juga cukup memuaskan alhamdulillah hingga saat ini ia mampu menghafal 5 juz.
Itulah sekilas kisah hidup Faris Taqiyyuddin, anak yang punya kekurangan tetapi selalu berusaha. Di dalam kisah tadi ada beberapa sikap yang bisa diteladani yaitu kita harus tetap berusaha dan jika kita dilanda masalah tetap semangat dan mulai dari 0 lagi, lalu kita berusaha. Dan jangan mudah pasrah, dan yang lebih penting lagi jangan lupa berdo’a kepada Allah karena bantuan dan yang dapat membantu kita hanya Allah SWT.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar