MARMUT PITON
KARYA:Annisa Nurul Zakia
Aku sedang menunggu
marmut, sahabatku. Dia sudah berjanji padaku akan datang pagi ini untuk bermain di
rumahku. Tapi,marmut tak kunjung datang walaupun matahari mulai bersinar terik.
“ Kemana saja dia?
Padahal, aku sudah menunggunya sejak pukul delapan.” gumamku.
Karena aku sangat
penasaran, akhirnya aku memutuskan untuk pergi ke rumah marmut. Dalam
perjalanan, aku terus memikirkan sahabatku. Di tengah perjalanan, terdengar
teriakan minta tolong
“Aaaa...Tolong aku!
Tolong!”
“Sepertinya aku
mengenali suara itu.” gumamku pada diri sendiri
Akhirnya aku pun
menuju arah sumber suara. Benar saja, ternyata suara teriakan tersebut berasal
dari orang yang tidak asing lagi bagiku. Dia adalah sahabatku sendiri, Marmut!
Dia terlihat sangat ketakutan karena dihadapannya terdapat seekor ular piton.
“ Kelinci! Selamatkan aku!” teriak Marmut.
“Iya,Mut! Sebentar, aku sedang berpikir!”
Tiba-tiba, muncullah
suatu ide.
“Hei,ular! Jangan
ganggu apalagi memakan sahabatku!” cegah kelinci
“Memangnya, apa
jaminannya jika aku tidak memakan sahabatku? Cepatlah! Aku sudah sangat lapar!
Sudah hari ini aku tidak makan.”
“Jika kamu tidak
memakan sahabatku, aku akan memberimu sesuatu yang lebih daripada seekor
marmut.” Bujukku.
“Ah, aku tidak
percaya!” sergah ular.
“Ya,sudah,kalau kamu
tidak percaya,”
“Baiklah, aku
percaya,”
“Kita sepakat. Cepat!
Lepaskan marmut!”
Akhirnya, ular pun
melepaskan marmut.
“Aku sudah melepaskan
sahabatmu. Mana janjimu? Katanya kau ingin memberikan sesuatu?” tanya ular
menagih janjinya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar