Senin, 04 Januari 2016

MARMUT PITON



MARMUT PITON
KARYA:Annisa Nurul Zakia

Aku sedang menunggu marmut, sahabatku. Dia sudah berjanji padaku akan datang pagi ini untuk bermain di rumahku. Tapi,marmut tak kunjung datang walaupun matahari mulai bersinar terik.
“ Kemana saja dia? Padahal, aku sudah menunggunya sejak pukul delapan.” gumamku.
Karena aku sangat penasaran, akhirnya aku memutuskan untuk pergi ke rumah marmut. Dalam perjalanan, aku terus memikirkan sahabatku. Di tengah perjalanan, terdengar teriakan minta tolong  
“Aaaa...Tolong aku! Tolong!”
“Sepertinya aku mengenali suara itu.” gumamku pada diri sendiri
Akhirnya aku pun menuju arah sumber suara. Benar saja, ternyata suara teriakan tersebut berasal dari orang yang tidak asing lagi bagiku. Dia adalah sahabatku sendiri, Marmut! Dia terlihat sangat ketakutan karena dihadapannya terdapat seekor ular piton.
“ Kelinci! Selamatkan aku!” teriak Marmut.
“Iya,Mut! Sebentar, aku sedang berpikir!”
Tiba-tiba, muncullah suatu ide.
“Hei,ular! Jangan ganggu apalagi memakan sahabatku!” cegah kelinci
“Memangnya, apa jaminannya jika aku tidak memakan sahabatku? Cepatlah! Aku sudah sangat lapar! Sudah hari ini aku tidak makan.”
“Jika kamu tidak memakan sahabatku, aku akan memberimu sesuatu yang lebih daripada seekor marmut.” Bujukku.
“Ah, aku tidak percaya!” sergah ular.
“Ya,sudah,kalau kamu tidak percaya,”
“Baiklah, aku percaya,”
“Kita sepakat. Cepat! Lepaskan marmut!”
Akhirnya, ular pun melepaskan marmut.
“Aku sudah melepaskan sahabatmu. Mana janjimu? Katanya kau ingin memberikan sesuatu?” tanya ular menagih janjinya
“Ayo,ikut aku!”
               

Tidak ada komentar:

Posting Komentar