Senin, 11 Januari 2016

RUSA TANPA KAWAN



RUSA TANPA KAWAN
Oleh Arzaq Fikrian Z, Faris Taqiyyuddin, Mikail Dhafin A

            Langit berwarna jingga. Matahari tergelincir di ufuk barat. Menandakan hari sudah senja. Penduduk hutan mulai menghentikan aktifitas dan kembali ke sarangnya masing-masing. Namun tidak dengan Rey si rusa. Sejak tadi dia sedang merenung di pinggir danau sembari menatap keindahan senja. Sayangnya keindahan senja itu tak mampu menghibur hatinya yang sedang sedih.
            Pagi harinya Rey bertengkar dengan kawanannya (rusa hidup berkelompok/kawanan). Diapun terpaksa pergi karena takut tidak diterima lagi di kawanannya. Rey pun pergi menjauh dari kawanannya. Siang pun berlalu, hari mulai senja. Tak terasa dia telah pergi jauh dari kawanan. Dia terus melangkah hingga dia sampai di tepi sebuah danau. Dia pun berhenti sejenak untuk merenung sembari menatap keindahan senja.
            Tiba-tiba Rey mendengar suara dari arah semak-semak di belakangnya. Rey menoleh ke belakang dan mendekati sumber suara. Tiba-tiba seekor harimau melompat keluar dari semak-semak. “Apa yang kau lakukan sendirian disini? Mana kawananmu?” tanya harimau tersebut. Rey menelan ludah. “Apa kau tak tahu berkeliaran sendiri saat senja itu berbahaya?” sahut harimau itu lagi. Rey melangkah mundur karena ketukutan. Rey tidak menyadari bahwa jaraknya dengan danau sudah sangat dekat. Dia pun tergelincir dan masuk ke danau.
            Di dalam danau, Rey merasa dingin dan ketakutan. Sangat sangat ketakutan. Ingatan-ingatan tentang pertengkaran tadi pagi dengan kawanannya kembali merasuki pikirannya. Rey merasa sangat bersalah. Dia ingin meminta maaf ke kawanannya dan kembali hidup rukun bersama. Rey dengan sekuat tenaga berusaha untuk berenang ke tepi danau. Dia ingin segera kembali ke kawanannya.
            Sesampainya di tepi danau Rey berlari secepat  mungkin untuk kembali ke kawanannya. “DORR! DORR!” Rey mendengar suara tembakan-tembakan dari kejauhan. Rey mempercepat larinya. Dia pun sampai di padang rumput, tempat kawanannya biasa berada. Rey terkejut setengah mati. Di padang rumput itu banyak darah berceceran. Bangkai rusa ada dimana-mana diangkut oleh pemburu satu-persatu ke truk. “Oh tidak, semua sudah terlambat.” Ucap Rey dengan sedih. Tiba-tiba dari truk turun seorang pemburu yang mengacungkan senapan ke dirinya. “DORR!” peluru menembus tengkorak Rey.



            Rey terbangun dari tidurnya. Embun pagi membasahi bulunya, matahari bersinar hangat, dan burung-burung berkicauan. Rey menatap sekitarnya, dia sedang di tepi danau. Rupanya dia ketiduran disana. Saat dia bertemu harimau, saat dia tenggelam di danau, saat dia ditembak oleh pemburu, semuanya hanyalah sebuah mimpi. Dia pun bernapas lega. “Aku harus kembali ke kawananku” benak Rey dalam hati. Rey pun ingin kembali ke kawanannya untuk meminta maaf atas kesalahannya. Saat di perjalanan ia mendengar suara tembakan.”DORR! DORR!” “Oh tidak, jangan-jangan” benak Rey. Dia pun mempercepat langkahnya dan berlari secepat mungkin ke padang rumput tempat kawanannya berada.
            Padang rumput yang awalnya berwarna hijau, kini berubah menjadi merah darah. Rey melihat darah dimana-mana. “Vruuuum Vruuuuum” Rey menoleh ke belakang dan melihat ada 5 truk pemburu. “Maafkan aku teman-teman.” Rey berkata. Ia pun mengambil langkah seribu meninggalkan padang rumput merah darah.
            Rey terus berlari menembus rimbunya hutan belantara. Berlari entah kemana, tanpa tujuan yang pasti. Ia terus berlari hingga sampai ke sebuah danau. Ia berhenti disana untuk istirahat sejenak. Di tepi danau itu, Rey menatap dirinya di pantulan air danau dengan penuh penyesalan. “Betapa bodohnya aku, aku meninggalkan kawanan dan tak akan bertemu dengan teman-temanku selamanya.”
            Tiba-tiba Rey mendengar suara dari arah semak-semak di dekat dana. Dia menoleh ke belakang dan mendekati sumber suara tersebut. “Ssstt!..Rey! Rey!.” Rey mendengar seseorang memanggil namanya dari balik semak-semak. “Sst! Rey, kemari!” Rey terdiam, lalu berkata, “Apa mungkin kawananku selamat?”
            Ternyata kawanan rusa Rey selamat. Yang dibunuh oleh pemburu adalah kawanan zebra. Saat pemburu datang kawanan rusa Rey pergi ke hutan untuk bersembunyi. Rey meminta maaf ke kawanannya. Dia lega semuanya selamat. Mereka pun hidup rukun sejahtera selamanya...
-The End –
…………………………………………

Tidak ada komentar:

Posting Komentar