Kamis, 07 Januari 2016

PENYESALAN SEORANG BELUT



PENYESALAN SEORANG BELUT
Oleh : Farizka Mashfufah Isyafani

            Alkisah, disebuah pembudidayaan belut, hiduplah seekor belut yang bernama Bili. Bili adalah seekor belut yang sangat licik dan sombong. Dia termasuk belut yang sudah lama tinggal di tempat pembudidayaan tersebut. Dia juga terkenal suka mengambil makanan teman-temanya.
           
Suatu hari, Bili sedang menyendiri, menunggu pemiliknya memberi dia makan karena Bili tidak pernah mau mendapatkan makanan yang hanya sedikit. Tiba-tiba Tila datang menghampirinya. Bili berkata,
“Mau apa kau kesini? Kau mau meebut makanan-makananku?” tanya Bili dengan nada tinggi.
 “Tidak, aku hanya ingin menemanimu. Ku lihat dari tadi kau sendiri saja, kenapa tidak bergabung dengan kami?” tanya Tila.
 “Sudahlah, kau itu baru disini, kau tidak tau mereka itu seperti apa, mereka itu suka pilih-pilih teman!” bentak Bili.
 “Aku memang baru disini, tapi aku tau mereka baik, dan aku disini ingin menemanimu.” tegas Tila.
“Sudahlah, aku tidak mau ditemani, pergi sana!” tanpa berkata-kata Tila pun pergi meninggalkan Bili.

            Beberapa menit kemudian pemilik pembudidayaan belut itu pun datang. Bili senang, karena ia sudah tidak sabar untuk makan. Tila, dan teman-temannya pun mulai berdatangan. Tetapi tiba-tiba Bili pun berteriak,
 “Stop! Jangan mendekat, kalian tidak boleh makan sebelum aku mengambil makanan yang banyak untuk simpananku, hahaha.”
Tetapi tiba-tiba si pemilik pembudidayaan itu, malah mengambil Bili, dan beberapa temannya. Sontak Bili pun berteriak meminta pertolongan,
“Tolong, tolong tolong aku Tila!”
Tanpa ragu-ragu Tila pun loncat ke ember yang berisi Bili dan yang lainnya. Tila pun mendorong Bili ke kolam. Saat ia ingin meloncat juga, si pemilik itu sudah lebih dulu membawa ember itu pergi.....
            Bili pun terdiam, “Tila rela mengorbankan jiwanya untuk menyelamatkanku, padahal aku telah membentaknya.”
Bili pun menangis, dan menyesali perbuatannya. Tiba-tiba, dia mendengar suara Tila, “Bili!” panggilnya,
“Tila? Bagaimana kau masih bisa di sini?” tanya Bili,
 “ Si pemilik itu terlalu banyak mengambil belut.” jelas Tila,
 “Syukurlah, maafkan aku Tila, aku sudah membentak-betak dan menyia-nyiakan kebaikanmu.” sesal Bili,
 “Ya sudah tidak apa-apa, kita lupakan saja kejadian itu.”
Akhirnya, Bili dan Tila pun berteman untuk selamanya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar