PENYESALAN SEORANG BELUT
Oleh :
Farizka Mashfufah Isyafani
Alkisah, disebuah pembudidayaan belut, hiduplah seekor
belut yang bernama Bili. Bili adalah seekor belut yang sangat licik dan
sombong. Dia termasuk belut yang sudah lama tinggal di tempat pembudidayaan
tersebut. Dia juga terkenal suka mengambil makanan teman-temanya.
Suatu hari, Bili sedang
menyendiri, menunggu pemiliknya memberi dia makan karena Bili tidak pernah mau mendapatkan makanan yang hanya
sedikit. Tiba-tiba Tila datang menghampirinya. Bili berkata,
“Mau apa kau kesini? Kau mau
meebut makanan-makananku?” tanya Bili dengan nada tinggi.
“Tidak, aku hanya ingin menemanimu. Ku lihat
dari tadi kau sendiri saja, kenapa tidak bergabung dengan kami?” tanya Tila.
“Sudahlah, kau itu baru disini, kau tidak tau
mereka itu seperti apa, mereka itu suka pilih-pilih teman!” bentak Bili.
“Aku memang baru disini, tapi aku tau mereka
baik, dan aku disini ingin menemanimu.” tegas
Tila.
“Sudahlah, aku tidak mau
ditemani, pergi sana!” tanpa berkata-kata Tila pun pergi meninggalkan Bili.
Beberapa menit kemudian pemilik pembudidayaan belut itu
pun datang. Bili senang, karena ia sudah tidak sabar untuk makan. Tila, dan
teman-temannya pun mulai berdatangan. Tetapi tiba-tiba Bili pun berteriak,
“Stop! Jangan mendekat, kalian tidak boleh
makan sebelum aku mengambil makanan yang banyak untuk simpananku, hahaha.”
Tetapi tiba-tiba si pemilik
pembudidayaan itu, malah mengambil Bili, dan beberapa temannya. Sontak Bili pun
berteriak meminta pertolongan,
“Tolong, tolong tolong aku
Tila!”
Tanpa
ragu-ragu Tila pun loncat ke ember yang berisi Bili dan yang lainnya. Tila pun
mendorong Bili ke kolam. Saat ia ingin meloncat juga, si pemilik itu sudah
lebih dulu membawa ember itu pergi.....
Bili pun terdiam, “Tila rela mengorbankan jiwanya untuk
menyelamatkanku, padahal aku telah membentaknya.”
Bili pun menangis, dan
menyesali perbuatannya. Tiba-tiba, dia mendengar suara Tila, “Bili!”
panggilnya,
“Tila? Bagaimana kau masih
bisa di sini?” tanya Bili,
“ Si pemilik itu terlalu banyak mengambil
belut.” jelas Tila,
“Syukurlah, maafkan aku Tila, aku sudah
membentak-betak dan menyia-nyiakan kebaikanmu.” sesal Bili,
“Ya sudah tidak apa-apa, kita lupakan saja
kejadian itu.”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar