REMBO DAN
SANG MAJIKAN
Oleh M.
Fauzan ADHIM
Pagi-pagi sekali
Rembo sudah bangun, Rembo membangunkan Sang Majikan dengan nada yang sangat
bagus sampai-sampi semua ayam yang ada di kandang bangun karena mendengar suara
yang keras dan merdu dari si Rembo. Jambul pun
terbangun dari tidurnya, lalu ia keluar kandang
dan berteriak.
“Rembo! Kamu... sombong sekali. Mentang-mentang mempunyai
suara yang bagus dan merdu.” teriak Jambul dari depan kandangnya. Rembo pun berhenti karena
ia tidak mau temannya tersakiti hanya gara-gara Rembo berkokok terlalu kencang.
Setelah matahari di
ujung tombak, ayam-ayam keluar untuk sarapan pagi. Sang Majikan membawa
beras yang sangat banyak lalu menumpahkan berasnya di atas tempat yang telah
disediakan olehnya. Ayam-ayam langsung mendekati tempat yang tadi disiapkan oleh Sang
Majikan. Setelah
Sang Majikan pergi dan ayam-ayam ingin pulang ke kandang masing-masing, tiba-tiba Jambul
naik ke atap kandangdan berteriak.
“Rembo, aku ingin kau bersaing
denganku besok.”
“Aku tidak mau.” jawab
Rembo
“Jika tidak mau, berarti kamu lemah, cemen” sahut Jambul.
“Baiklah.” dengan jawab Rembo dengan nada
lemah dan ragu-ragu.
Setelah itu Jambul
turun dari atap kandang lalu menemukan sesuatu.
“Ini apa?” tanya
Jambul.
Ia mengambil benda
aneh itu lalu melempakannya ke arah Rembo. Sontak Rembo kaget lalu menunduk. Tiba-tiba
benda itu mengarah lagi pada Rembo. Rembo melompat dan seketika benda itu tak
terkendali lalu membentur Jambul dengan sangat keras. Jambul pun tak sadarkan
diri lalu
dibawa oleh Rembo
ke kandangnya.
Keesokan harinya, Rembo masih
menunggu Jambul tersadar sampai ia tidur. Jambul bangun dan menatap Rembo dengan sangat
kesal dan penuh dendam. Jambul membangunkan Rembo dan berkata kepada Rembo.
“Ayo kita mulai lomba”sahut jambul dengan tatapan mata yang sangat
tajam.
Satu...Dua...Ti..
“Tidak mungkin
..ada ular ,kabur!!!” teriak seekor ayam yang melihat Ular piton yang sangat besar. Salah satu dari mereka
bengkok
dengan sangat kencang sebagai tanda
bahwa ada bahaya. Sang Majikan keluar dan kaget melihat ular yang sangat besar di dekat
semak-semak. Sang Majikan berlari kedalam rumah untuk mengambil
kayu. Dengan marah, Sang Majikan memukuli ular yang membuat ayam-ayamnya kocar kacir. Ular tersebut mengigit
kaki Sang Majikan, Sang Majikan pun terjatuh penuh dengan darah di kakinya. Setelah satu musuh yang
besar telah dikalahkan, selanjutnya ia ingin mengincar ayam-ayam yang sangat lezat. Jambul pun menjadi
sasaran empuk untuk dimakannya.
“Awas Jambul, di belakangmu ada ular.”sahut salah satu ayam.
Tanpa berpikir
panjang Rembo langsung lari dengan cepat untuk menyelamatkan Jambul.
Bruk...Jambul
selamat dari maut ,Rembo pun langsung berbalik badan berhadapan dengan ular piton tersebut. Terjadilah pertarungan antara Piton dengan
Rembo. Pertarungan semakin sengit, sampai Rembo nyaris
terpatok oleh mulut ular yang sangat gesit. Rembo berlari lalu
melompat, mulut Rembo bersiap untuk mematok mata ular.
“Aduh.. mataku.” sahut ular sambil
kesakitan. Sang
Majikan bangun dan memegang buntut ular lalu memutar-mutar dan melemparnya.
Setelah kejadian
itu Jambul minta maaf karena ia telah sombong kepada ayam-ayam yang lain. Setealah itu Sang
Majikan membawakan jagung dan beras.
Jagung itu untuk Rembo yang sudah menyelamatkan nyawa Sang Majikanvdan beras untuk ayam-ayam
yang lain. Melihat
Jambul tidak
suka dengan beras, Rembo menawarkan Jambul dan ayam-ayam yang lain untuk makan bersama dengan Rembo. Setelah itu
Jambul jadi baik dan tidak jahat kepada ayam-ayam yang lain.
Ada banyak hal kita bisa petik dari cerita fabel dia
atas. Kita harus bisa mengambil hikmah di balik kesombongan Jambul terhadap
ayam-ayam yang lain. Kita jangan sombong, jangan
iri hati dan jangan merendahkan orang lain karena
makhluk hidup itu mempunyai kelebihan dan kekurangan. Maka
dari itu kita harus bisa menyikapi atau memandang orang lain itu sebagai
cerminan diri kita sendiri. (Adhim 7th)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar