Senin, 11 Januari 2016

REMBO DAN SANG MAJIKAN



REMBO DAN SANG MAJIKAN
Oleh M. Fauzan ADHIM

Di sebuah hutan yang sangat tenang dan ridang, tinggalah sekelompok ayam yang sangat baik, tetapi ada satu ayam yang suka iri dengan temannya, namanya si Jambul. Ia iri dengan si Rembo yang mempunyai suara bagus. Selain mempunyai suara yang bagus, ia mempunyai hati mulia, tidak sombong dan tidak kikir, sedangkan si Jambul memiliki sifat tidak ramah kurang sopan, sombong, irihati, dan kikir.
Pagi-pagi sekali Rembo sudah bangun, Rembo membangunkan Sang Majikan dengan nada yang sangat bagus sampai-sampi semua ayam yang ada di kandang bangun karena mendengar suara yang keras dan merdu dari si Rembo. Jambul pun terbangun dari tidurnya, lalu ia keluar kandang dan berteriak.
“Rembo! Kamu... sombong sekali. Mentang-mentang mempunyai suara yang bagus dan merdu.” teriak Jambul dari depan kandangnya. Rembo pun berhenti karena ia tidak mau temannya tersakiti hanya gara-gara Rembo berkokok terlalu kencang.
Setelah matahari di ujung tombak, ayam-ayam keluar untuk sarapan pagi. Sang Majikan membawa beras yang sangat banyak lalu menumpahkan berasnya di atas tempat yang telah disediakan olehnya. Ayam-ayam langsung mendekati tempat yang tadi disiapkan oleh Sang Majikan. Setelah Sang Majikan pergi dan ayam-ayam ingin pulang ke kandang masing-masing, tiba-tiba Jambul naik ke atap kandangdan berteriak.
“Rembo, aku ingin kau bersaing denganku besok.”
“Aku tidak mau.” jawab Rembo
“Jika tidak mau, berarti kamu lemah, cemen sahut Jambul.
“Baiklah.” dengan jawab Rembo dengan nada lemah dan ragu-ragu.
Setelah itu Jambul turun dari atap kandang lalu menemukan sesuatu.
“Ini apa?” tanya Jambul.
Ia mengambil benda aneh itu lalu melempakannya ke arah Rembo. Sontak Rembo kaget lalu menunduk. Tiba-tiba benda itu mengarah lagi pada Rembo. Rembo melompat dan seketika benda itu tak terkendali lalu membentur Jambul dengan sangat keras. Jambul pun tak sadarkan diri lalu dibawa oleh Rembo ke kandangnya.
Keesokan harinya, Rembo masih menunggu Jambul tersadar sampai ia tidur. Jambul bangun dan menatap Rembo dengan sangat kesal dan penuh dendam. Jambul membangunkan Rembo dan berkata kepada Rembo.
Ayo kita mulai lomba”sahut jambul dengan tatapan mata yang sangat tajam.
Satu...Dua...Ti..
“Tidak mungkin ..ada ular ,kabur!!!” teriak seekor ayam yang melihat Ular piton yang sangat besar. Salah satu dari mereka bengkok dengan sangat kencang sebagai tanda bahwa ada bahaya. Sang Majikan keluar dan kaget melihat ular yang sangat besar di dekat semak-semak. Sang Majikan berlari  kedalam rumah untuk mengambil kayu. Dengan marah, Sang Majikan memukuli ular yang membuat ayam-ayamnya kocar kacir. Ular tersebut mengigit kaki Sang Majikan, Sang Majikan pun terjatuh penuh dengan darah di kakinya. Setelah satu musuh yang besar telah dikalahkan, selanjutnya ia ingin mengincar ayam-ayam yang sangat lezat. Jambul pun menjadi sasaran empuk untuk dimakannya.
“Awas Jambul, di belakangmu  ada ular.”sahut salah satu ayam.
Tanpa berpikir panjang Rembo langsung lari dengan cepat untuk menyelamatkan Jambul.
Bruk...Jambul selamat dari maut ,Rembo pun langsung berbalik badan berhadapan dengan ular piton tersebut. Terjadilah pertarungan antara Piton dengan Rembo. Pertarungan semakin sengit, sampai Rembo nyaris terpatok oleh  mulut ular yang sangat gesit. Rembo berlari lalu melompat, mulut Rembo bersiap untuk mematok mata ular.
Aduh.. mataku.” sahut ular sambil kesakitan. Sang Majikan bangun dan memegang buntut ular lalu memutar-mutar dan melemparnya.
Setelah kejadian itu Jambul minta maaf karena ia telah sombong kepada ayam-ayam yang lain. Setealah itu Sang Majikan membawakan jagung dan beras. Jagung itu untuk Rembo yang sudah menyelamatkan nyawa Sang Majikanvdan beras untuk ayam-ayam yang lain. Melihat Jambul tidak suka dengan beras, Rembo menawarkan Jambul dan ayam-ayam yang lain untuk makan bersama dengan Rembo. Setelah itu Jambul jadi baik dan tidak jahat kepada ayam-ayam yang lain.
Ada banyak hal kita bisa petik dari cerita fabel dia atas. Kita harus bisa mengambil hikmah di balik kesombongan Jambul terhadap ayam-ayam yang lain. Kita jangan sombong, jangan iri hati dan jangan merendahkan orang lain karena makhluk hidup itu mempunyai kelebihan dan kekurangan. Maka dari itu kita harus bisa menyikapi atau memandang orang lain itu sebagai cerminan diri kita sendiri. (Adhim 7th)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar