Rabu, 06 Januari 2016

LAGU RINDU



LAGU RINDU
oleh Faishal Akhmad A.


Laguku ini tentang rindu ibu
Pada saat ibu tak di sisiku
Berbagai macam rasa... Ku rindukan dia
Ibuku sayang.... Sayangilah aku
Ibuku cinta.. Cintailah aku
             -Tegar-

        Hanya penggalan lirik itu saja yang masih kuingat di otak jawaku. Sebuah lagu yang dinyanyikan oleh seorang remaja yang berumur sekitar 12-13 (saat itu). Seorang remaja yang dulunya seorang pengamen, namun sekarang menjadi artis dadakan. Suaranya yang serak tapi merdu itulah yang membuatku tak bosan tuk terus mendendangkannya.

            Pertama kali kedengarkan lagu itu saat aku dan ayahku mengantarkan ibuku menuju UNNES (Universitas Negeri Semarang). Saat itu aku merasa bosan. Lalu kulihat isi “dassboard” (atau apalah itu) yang berada di bagian kiri mobil. Tak sengaja mataku menangkap CD yang bertuliskan “kumpulan Lagu-Lagu Tegar”. CD itu dibeli oleh ayahku saat mampir ke indomaret. Karena bosan, kudengarkan saja lagu tersebut. Pada urutan ke-3 atau 4, aku menemukan lagu ini. Aku pun mulai menyukai lagu ini. Karena penasaran, kutelusuri saja apa maksud dari lagu ini. Aku pun menemukannya. Ternyata lagu ini berisi tentang rasa rindu sang penyanyi kepada ibunya karena sudah lama tak bertemu.

            Sampai suatu ketika, saat aku mendengarkan lagu ini, aku merasakan sesuatu yang berbeda. Sesuatu yang belum pernah aku rasakan sebelumnya saat mendengarkan lagu ini. Aku merasakan seluruh tubuhku bergetar. Lalu disusul dengan beberapa tetesan air mata yang mengenai kedua buah pipiku.

           
Ya! Aku menangis. Aku teringat semua kejadian yang kualami bersama ibuku. Semuanya terpampang jelas di kedua buah mataku bak sedang menonton film. Kejadian itu hampir mirip lah dengan film “Inside Out”.kebaikannya, kasih sayangnya, pengertiannya, semua tampak jelas olehku. Padahal waktu itu aku sedang marahan dengan ibuku.

JJJ

            Masa-masa UN telah kulalui dengan penuh semangat. Saatnya untuk mengetahui hasil UN yang sudah kutunggu sejak lama. Tapi, ternyata “nem” (atau apalah itu) milikku adalah 21,15. Ibuku tak percaya aku mendapatkan “nem” dengan jumlah rata-rata yang relatif rendah. Ibuku pun bertanya apakah aku mengerjakan dengan sungguh-sungguh. Aku menjawab bahwa aku mengerjakan dengan sungguh-sungguh. Mendengar jawabanku itu, ibuku lantas pergi menuju sekolah SDku untuk mengurus nilai Unku yang rendah. Setelah lama menunggu, aku mendengar saat itu ada kejadian bahwa sekitar 500 siswa yang mengikuti UN mendapatkan “nem” yang salah di daerahku. Ternyata, aku ada diantara 500 siswa itu. Akhirnya, “nem”ku berubah menjadi 26,75.

            Sebenarnya, aku ingin menuliskan beberapa kisahku lagi. Kisahku bersama seorang wanita terhebat yang pernah kutemui. Tapi, aku tidak bisa menuliskannya melalui tulisan. Pada intinya, berbaktilah kepada kedua orang tuamu selagi mereka masih bisa mendampingi hidupmu, terutama IBUMU. ^_^
                                                           

           

Tidak ada komentar:

Posting Komentar