JATUH BANGUN
MENGEJARMU
oleh : Afrizal Naufal Ghani
oleh : Afrizal Naufal Ghani
Jatuh bangun aku mengejarmu…
Namun dirimu tak mau mengerti….
Ku bawakan segenggam cinta
Namun kau meminta diriku
Membawakan bulan ke…pangkuanmu…
Namun dirimu tak mau mengerti….
Ku bawakan segenggam cinta
Namun kau meminta diriku
Membawakan bulan ke…pangkuanmu…
Kudet? Aneh? Norak? Ha ha ha… saya adalah salah
satu anak muda yang tidak terlalu suka untuk mendengarkan lagu. Mungkin kalian
tidak akan menemukan deretan folder lagu di handphone atau laptop saya, berbeda
dengan teman-teman sebayaku yang tiap saat telinganya selalu dihiasi oleh
headset. Terkadang kalau aku melihat daftar lagu di hp temanku, banyak sekali
lagu atau penyanyi yang terdengar asing di telingaku, tapi menurut temanku lagu
dan penyanyi itu sudah sangatlah famous. Aku tidak tau siapa itu Ariana Grande,
Jason Derullo, Silento, Nicki Minaj, dll. Jangankan penyanyinya, lagunya saja
aku gak tau.
Tapi walaupun aku tak begitu suka dengan lagu
modern, hardcore, dll. Aku adalah adalah
satu orang yang bisa disebut “Dangduters”, yap! Aku adalah orang yang suka dengan lagu dangdut. Ha
ha ha.. terlihat aneh memang, di zaman yang modern ini masih ada orang yang
mengagumi genre dangdut apalagi berasal dari kalangan anak muda. “Dangdut is
musical of my country”, aneh kedengarannya, biasanya yang suka dangdut adalah
orang-orang yang sudah beruban. Tapi berbeda dengan aku.
Benih-benih
kecintaan dengan lagu
dangdut mulai terasa sedari dini, banyak acara dangdut yang sering aku tonton.
Sepert KDI, Dangdut Mania, D’Academy, dll. Dan banyak sekali lagu dangdut yang
memberiku inspirasi tentang hidup, serta suara merdu dan cengkok khas dangdut
dar penyanyinya. Sebut saja Rhoma Irama, Hamdan ATT, Kristina, Elvi Sukaesih,
dll. Tapi maestro dangdut itu telah tergantikan oleh penyanyi dangdut masa kini
yang tidak punya kualitas suara dan hanya memamerkan bentuk badan di atas
panggung
Aku
adalah orang yang melankolis. Apalagi kalu urusan C.I.N.T.A, aku merasa
bahwa dalam urusan cinta, aku adalah seorang lelaki yang paling setia,
romantis, perhatian, humoris, pokoknya segalanya deh. Ha ha ha..sangat
beruntung bagi wanita yang bisa “dekat” dengan aku karena, aku akan perhatian
dengan orang tersebut apalagi kalau aku sudah nyaman dengannya. Tapi
masalahnya, sudah untuk dekat dengan aku.
Cinta adalah fitrah bagi manusia, terutama
cinta kepada lawan jenis, rasa dimana untuk kita saling menjaga satu sama lain,
rasa yang selalu ingin bersama dalam suka maupun duka, tak bisa disentuh,
digenggam, dipegang, namun mampu dirasakan dan disimpan dalam hati. Dan rasa
itu lambat laun merekat dalam hatiku saat kelas 5 SD, banyak temanku yang sudah
berpacaran saat itu. Ada rasa untuk mengikuti jejak mereka untuk berpacaran,
tapi Alhamdulillah allah masi menjada diriku untuk tidak berpacaran sampai
sekarang.
Namun, tetap saja rasa kagum itu ada! Melihat
soso wanita cantik, perhatian, yang selalu menemaniku chat hingga larut malam
sampai dimarahi abi, yang fotonya selalu terpampang di display hpku serta
folder image, yang wajahnya selalu menghiasi hari hariku, namun sayangnya dia
“kurang” alim. Memang dulu aku tidak melihat alim atau tidak nya orang itu,
tapi yang penting nyaman buat saya. Dan dia telah membuat saya nyaman.
Tiap saat tiap detik hanya kuhabiskan sia-sia
untuk memikirkanmu, waktu belajarku pun terbuang hanya untuk “chat” denganmu,
padahal aku tau bahwa besok ada ujian. Dan benar saja yang biasanya selama 4
tahun aku meraih ranking 1, saat kelas 5 aku meraih ranking 3. Aku sadar betul
penurunan hasil belajarku dikarenakan terlalu banyak waktu belajarku yang
terbuang sia-sia. Tapi, kenapa aku tetap tak bisa berhenti mencintainya dan
memulai focus UN dikelas 6? Justru kau semakin hari semakin menunjukkan
perhatianmu padaku dan membuat rasa sayang ini semakin gila jika dirasa.
Selama setahun perhatianmu padaku tak pernah
luntur dan sampai akhirnya kita menjadi TTM (Teman Tapi Mesra). Panggila
aku-kamu serta “beib” selalu menghiasi percakapan kita setiap saat, setiap
sabtu aku sempatkan mengunjungi rumahmu dan kita berfoto bareng. Entah sudah
berapa kali kita hangout bareng ke mall, entah sudah berapa film yang kita
tonton bersama di bioskop, dan entah sudah berapa doto yang kita cetak saat
kita berfotobox. Saat orangtuaku bertanya kamu mau kemana atau pergi dengan
siapa, aku selalu menjawab kalau aku mau pergi nonton dengan teman laki-lakiku.
Dan kini aku sadar kalau aku telah membohongi mereka.
Hingga pada suatu saat rasa sayang padanya
telah sampai pada klimaksnya. Dan saat itu tiba-tiba aku diberi tau bahwa dia
telah memiliki pacar. Hati ini seketika remuk hancur berkeping-keping, apalagi
aku tau bahwa pacarnya adalah temanku sendiri. Pikiranku menjaddi tidak tenang,
konsentrasi dan fokusku belajarku langsung hilang, saat itu aku sangat down
hanya karena cinta. Aku sadar dan aku tau betul dia bukan pacarku dia bukan
milikku, jadi sah-sah saja kalau dia dipacari. Aku tak bisa menyalahkan temanku
yang pacaran dengannya, karena aku dan dia hanya sebatas teman, yap! “JUST
FRIEND”.
Aku mengerti hubungan kita hanya sebatas teman,
tapi tak bisa dibohongi bahwa hati ini “terlanjur” sayang kepadanya. Dan itu
membuatku menjadi pria yang “cengeng”, perasaan selalu dihinggapi rasa gundah
gulana karenanya. Banyak sekali lagu galau yang aku dengarkan semanjak itu
seperti, lumpuhkanlah ingatanku karya geisha. Tontonanku tiap hari adalah
sinetron percintaan yang tidak bermutu, aku merasa sangat bodoh dimana aku
bersedih bukan karena kehilangan prestasi tapi karena cinta. Dan saat itulah
waktuku bangkit dan MOVE ON
Move on bukan hal yang mudah tapi susah! Bahkan
sangat susah, aku merasa bahwa temanku itu sangat beruntung memilikinya.
Apalagi melihat saat dia member hadiah ulang tahun berupa jersey real Madrid
kepada temanku itu, setiap sekolah kuselalu berusaha modus untuk bisa melihat
dia, itulah penghalang move on bagiku. Tapi jujur aku tak mau move on darinya
karena aku yakin bahwa dia masih menyimpan “rasa” padaku, dan aku juga yakin
bahwa dia akan putus dengannya
Benar saja tak lama kemudian dia putus dengan
pacarnya, senengnya bukan main mendengar berita hancurnya hubungan mereka. tapi
3 hari kemudian aku mendengar kabar kalau mereka balikan lagi. Akan tetapi rasa
“geer”ku yang mengatakan bahwa dia masih ada “rasa” denganku, dan dengan
keyakinan bahawa dia tak sepenuhnya mencintai pacarnya. Aku memutuskan untuk
tetap menjalin hubungan keakraban dengannya, dengan terus ngechat dengannya.
Dan selama aku menjalin hubungan keakraban
dengannya dan disaat itu juga dia sudah memiliki kekasih. Dizona itulah aku
merasa sebagai PHO (Pengganggu Hubungan Orang), antara dia dengan pacarnya, aku
selalu berusaha untuk memutuskan hubungan mereka. segala jenis “doktrin” telah
aku lancarkan kepada mereka berdua, aku juga selalu mengadu domba mereka
berdua. Hingga akhirnya hubungan yang tidak baik melanda mereka, marahan, putus
nyambung adalah warna dihubungan mereka.
Namun, disaat itu juga tingkat perhatian aku
padanya dan sebaliknya tak pernah berkurang. Sampai waktu wisuda itu datang,
beberapa hari sebelum wisuda hubungan kami semakin dekat. Menjelang waktu
wisuda kami terus flashback kenangan kami berdua, dan mungkin kenangan indah
bersamanya tak akan bisa diulang saat wisuda telah usai nanti, dan kabar
buruknya aku akan menlanjutkan studi di SMPIT Assyifa BS Subang, sedangkan dia
akan pindah ke Banjarmasin.
Dan waktu wisuda itupun datang, tampilan jas
klimis dan celana licin membaluti tubuhku. Saat wisuda kutatap terus wajahnya
yang dibalut indah kerudung coklat, saat wisuda itu usai. Kita berdua mulai
saling tatap, kulihat matanya mulai berkaca-kaca ketika menatapku, hatiku
berdebar-debar saat menatap matanya yang mulai berkaca-kaca. Dan akhirnya
kesedihan itu dimulai.
Kini cerita itu hanya menjadi kenangan belaka,
yang bisa aku tulis dengan tinta-tinta hitam kelam dalam hidupku, yang dimana
aku terlalu terbuai di tengah samudra diatas bahtera cinta. Yang menurutku
hanyalah kesenangan sementara belaka, namun lebihbanyak diwarnai kemarahan dan
kesedihan, cinta yang hanya didasari nafsu belaka. Kesenangan bersamanya, namun
“nyesek’ jika dipikirkan, yang membuat kita tak fokus dan konsentrasi dalam
menggapai cita-cita. Karena sesungguhnya cinta sejati hanyalah “anna uhibbuka
fillah”.
Dan aku memulai babak baru cita-citaku di
assyifa untuk belajar tekun dalam meraih cita-cita dunia dan akhirat. Ini semua
kulakukan untuk “membayar” kesia-siaan yang aku lakukan dimasa lalu, dengan
mengikuti serta aktif di berbagai organisasi seperti BEM, angkatan dan
paskibra. Ini semua membantuku untuk terus tidak memikirkan masalah
“cewek”. Ini semua kulakukan karena umi
dan abi. Afrizal uhibbuk umi wa abi fillah.
“Berpacaran bukan mengajarkan kita menjadi dewasa, tapi mengajarkan kita
untuk berhubungan dewasa.” (Felix Y. Siauw)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar